Akhirnya Saya Menulis Buku

Lama saya tidak menulis apa-apa di blog ini.
Padahal saya terus jalan. Hahaha...

Berita baiknya, walaupun saya tidak posting kisah baru tapi saya tetap menulis di buku harian saya. Cuma masalahnya saat posting online, sering terganggu oleh email-email yang harus dibalas, loading yang lama (apalagi kalau mau posting foto hehe...).

Saya kepikiran akan usul beberapa teman untuk menulis buku. Wah, awalnya saya rasa akan butuh waktu yang lama. Tapi saya tersemangati, dan mencoba nulis nyicil-nyicil kalau ada mood. Lah sudah biasa kan sekarang, penulis yang bermula dari blog? Lagipula saat saya mengecek riwayat blog saya ini. Damm!, ternyata saya sudah menulis disini sejak 2005. Saat dimana kata Blog-blogger-blogging itu masih fresh. Rasanya banyak yang mendahului saya, dari nge-blog menjadi nge-book ya? Tak apa...
C'est la vie...

Pertama-tama, saya membaca dulu profil beberapa penerbit. Mau tahu visi dan misi mereka. Biar jelas, kalau ngirim naskah, memenuhi standar atau patokan mereka.
Saya membidik Gramedia. Bukan saja karena dia penerbit paling besar dan marketingnya dimana-mana, tapi Gramedia itu kan tidak fanatik, punya konsep luas, dll. Dan selain itu saya suka layout buku-bukunya.

Maka, saya menyusun naskah. Memilih Santorini sebagai materi pertama saya.
Terus terang saya suka sekali dengan buku-buku traveling keluaran penerbit di Jerman seperti ADAC, MARCOPOLO, dkk. Informasi tentang daerah tujuan wisatanya lengkap dan dilengkapi foto-foto menarik. Saya lihat masih jarang tuh buku traveling kita yang penulisnya memuat foto-foto keren bidikannya sendiri. Ya...yang kelihatan seperti foto-foto photographer profesional maksud saya. Bagi saya foto bagus itu penting untuk menarik orang untuk jalan. Sekali lagi, MENARIK ORANG UNTUK JALAN, bukan hanya menarik orang untuk membeli buku kita. Saya kira foto-foto jepretan saya tidak jelek, walaupun masih jauhhh... di bawah foto-foto hasil bidikan Yadi Yasin (saya memuji beliau!!! two thumbs up).

Sebagai backpacker, jelas saya menulis dalam gaya backpacker dan target utama sih untuk backpacker. So, seperti buku-buku panduan lainnya, saya juga memberikan tips bejibun di buku Santorini ini.

Kenapa saya nulis seluk beluk sejarah, mitologi, data Santorini dalam buku ini?
Saya tahu, kesannya rada formal ya? Tapi tidak juga. Gaya bahasa saya sederhana. Tujuan utama saya adalah agar orang tidak hanya kesana, wara-wiri sana sini, buat foto narsis dan pulang. Tidak. Coba pikir, darimana bule-bule bisa tahu tetek bengek negara orang kalau bukan informasi dari buku? Dari SD saya sadar benar bahwa kalau ada Mister-mister dan missis-missis kalau tiba di kampungku yang udik, mereka tiba bukan karena nyasar. Buktinya mereka tahu di ada apa di kampungku. Malahan, saya terlongo-longo kalau dengar penjelesan dari mereka tentang obyek wisata yang jelas-jelas tiap hari saya lihat tapi saya tidak tahu sejarahnya!!! Gila kan? Saya berangan-angan waktu itu, kelak, kalau saya bisa ke negeri orang, saya pun ingin pergi dengan "sesuatu terisi di otak saya".
Ketika impianku terwujud, saya bahagia. Sungguh bahagia,karena saya bisa memetik banyak hal dari setiap tempat yang saya datangi. Saya bahagia dan selalu terpuaskan karena saya menikmati keindahan dengan cara saya sendiri. Saya menjadi bersahabat dengan rumput ilalang, bebatuan, sungai, dan gunung. Merasakan gerakan mereka, menghirup udara yang datang atau terpantul dari mereka....Saya selalu merasa tidak ingin datang dan pergi begitu saja.
Tidak peduli berapa banyak obyek yang saya kunjungi dalam sehari, seminggu, sebulan, setahun. Saya tidak peduli kuantitas. Saya tak ingin membuat rekor apa-apa.

Okey...okey...balik kembali ke masalah buku....
Setelah naskah saya selesai, saya mengontak redaksi Gramedia. Dalam email itu, saya menjelaskan latar belakang atau alasan saya menulis buku traveling ini. Kenapa Santorini? Apa yang membuat buku ini beda? Bla..bla...bla..semacam proposal kecil.
Karena saya orangnya sering sekali mengalami kegagalan, jadi saya menerapkan sistem Nothing To Lose. Kalau sebuah usaha saya mentok, gagal atau ditolak, saya memilih berdamai dengan situasi itu. Jelek ah kalau hidup stress dan frustrasi. Jadi, ketika mengirim email ke redaksi, saya tidak mau berkhayal tinggi-tinggi. Diterima syukur, ditolak syukur. Kalau ditolak, paling saya kirim ke penerbit lain dengan editan sedikit menyesuaikan dengan gaya penerbit itu...hehehe...Tapi optimis dan berpikir positif pasti ada dong!

Dua hari dapat balasannya. Redaksi tertarik dan mereka pun sudah melihat blog saya ini (saya berikan alamat blog ini sebagai rujukan - So, ada banyak gunannya punya blog,Kawan!).
Hal yang harus saya pertimbankan adalah perihal pasar. Singkatnya, saya diminta untuk menyeimbangkan antara kepentingan/ ego/idealisme diri dengan kebutuhan pasar. Nulis bagus, detail, tapi tidak menarik minat beli ya..capek lah! Apalagi nulis jelek dan pasar pun tidak suka. Malu maluin.
Saya pun mengubah beberapa hal, menerima masukan dari editor saya (orangnya baik sekali). Dari konsep semula hanya Santorini, menjadi Santorini dan Athena. Karena kalau cuma nulis Santorini, kayaknya kurang dilirik. Saya ingin memasukan tempat lain di Yunani, semisal tempat kesayangan saya: Meteora. Tapi setelah dipikir-pikir, saya punya rencana lain dengan Meteora kemudian hari (Hmmmm.....lihat saja nanti).

Proses persetujuan dan penyuntingan naskah oleh redaksi yang katanya memakan waktu minimal (minimal loh!) 3 bulan tidak terjadi dengan naskahku. Semua cepat, setiap ada masukan atau perubahan langsung saya respon. Setelah selesai masalah isi buku, lalu berikutnya perihal layout dan judul buku. Saya menikmati proses ini.

Dan, akhirnya jadilah sebuah buku.
Buku ini berjudul PESONA YUNANI: Santorini & Athena.
Beredar di pasar mulai bulan Juni 2011. Pastinya di TB Gramedia seluruh Indonesia dan toko buku lainnya. Kalau di rak toko buku di kota kalian tak ada, jangan kuatir. Langsung aja ke meja petugas pemasaran, pesan disana. Cukup bilang judul buku dan penulisnya.
Harga: Rp. 50.000
Buku ini bagi saya, bukan cuma saya tujuhkan untuk backpacker atau bagi mereka yang suka melancong tapi untuk bacaan santai juga. Semua umur. Anggap ensiklopedia atau buku dengan foto-foto lumayan bagus yang isinya kisah perjalanan saya beserta panduan travelling.

Buku ini terpilih sebagai pengguna logo pertama Gramedia TRAVELERS' CHOICE.

Jalan-Jalan ke Nagekeo (Part 1)

Hawa Legawa  Kawa   MERESAPI KEBERSAHAJAAN HIDUP  SEBUAH KAMPUNG TRADISIONAL  DI PUNDAK GUNUNG AMEGELU, NAGEKEO-FLORES P ...