Coconut Garden Beach Resort Maumere (Hotel Review)


Coconut Garden Beach Resort
'an oasis of serenity'

An oasis of serenity

“ Saya ingin tiap orang yang datang, langsung merasa bahagia berada di tempat ini,” ujar Andrej Zorko. Pria berwarganegara Slovenia ini adalah pemilik Coconut Garden Beach Resort, sebuah akomodasi pinggir pantai yang baru hadir di Kabupaten Sikka, sekitar 10 km arah timur dari pusat kota Maumere, 15 menit dari Frans Seda Airport.

Andrej mengaku langsung jatuh cinta pada Flores begitu datang berkunjung pertama kali. “Pulau kalian ini masih sangat natural, punya keindahan dari gunung hingga bawah laut yang menawan. Dan yang istimewa adalah banyak dari keindahan ini masih tersembunyi, tidak dengan gampang ditemukan, cocok untuk petualang. Ini yang bikin Flores priceless, tidak murahan,” ujarnya ramah bersemangat. Andrej takjub menemukan pantai di Maumere yang dipenuhi pepohonan kelapa nan rimbun. “Rasanya seperti di Carribean,” kenangnya. 

Rattan chairs in the front of the room

Look like giant Mushrooms under the coconut trees

Konsep eco-friendly  adalah trend yang berkembang akhir-akhir ini, sejalan dengan kesadaran manusia bahwa modernitas perluh diseimbangkan dengan alam, karena bila tidak maka kerusakan bumi tidak akan terhindarkan. Global warming atau pemanasan global adalah salah satu efek dari terlalu banyaknya aplikasi bahan-bahan yang sulit didaur ulang oleh bumi. Kita seakan lupa bahwa bahan-bahan alami justruh lebih ‘bersahabat’ bagi manusia. Lagipula, bila dikreasikan dengan jeli, kayu atau bambu tidak hanya sekedar dijadikan material hunian sederhana tapi bisa berubah jadi ‘wah’ serta istimewa.

“Disadari atau tidak, kita akan merasa lebih earthy, lebih down to the earth bila berada di hunian berbahan natural, ketimbang dalam gedung yang terbuat dari beton,” ungkap pria murah senyum ini. Agaknya kami sepaham. Sebagai Traveler, saya pun merasa lebih nyaman-simple-cocok-sehat-dan diterima ketika berada di alam, daripada di kota. Itulah sebabnya saya cenderung memilih masuk ke pedalaman daripada ke kota besar (Well, I’ve tried to be a city-scene guy but it didn’t work. If you ask me to describe how I feel, I will name it as: ‘Blank Space’. It sounds cruel isn’t?? ). 

Almost finished. Only need few stuffs.

Andrej terilhami oleh sejumlah akomodasi yang sudah lebih dahulu memakai bambu sebagai bahan utama. Namun, ia malah ingin 100% bangunan dibuat dari bambu. Agak nyeleneh sih, tapi keinginannya toh terungkap dengan bagian atap penginapan yang juga dari bambu - padahal kebanyakan orang memakai alang-alang atau ijuk.

Pengerjaan bangunan Coconut Garden Beach Resort Maumere telah dimulai pertengahan tahun 2015 silam, dan kini telah rampung dengan menghadirkan 8 bungallow utama, 1 dive center, 1 fitness center, dan 1 café.

Besarnya ruangan bungalow adalah 50m2 (termasuk teras dan toilet), masing-masing memiliki open air toilet and shower, lantai dari kayu, tempat tidur serta perabot dari bambu. Tiap kamar mengusung warna putih sebagai warna primer, ditimpali oleh beberapa warna sebagai ornamen. Dilengkapi dengan AC dan kipas angin. Teras depan masing-masing bungalow dipasangi hammock (ayunan) untuk tidur bersantai. Coconut Garden Beach Resort Maumere sungguh-sungguh ingin menciptakan kesan rileks namun spesial. Oya, ada pula kamar khusus bagi budget travelers/backpackers.

Romantic Sunset

Dive Center Coconut Garden Beach Resort Maumere dilengkapi alat-alat diving maupun snorkeling. Selain itu juga menyediakan Kayak, sehingga bila ingin sesuatu yang rekreatif sembari menyusuri perairan, para tamu bisa mendayung Kayak, ditemani oleh salah satu staff terlatih, agar bisa membantu mengenali pergerakan arus laut.

Satu sarana yang menambah nilai lebih dari Coconut Garden Beach Resort Maumere yakni Horse riding. Bila sudah snorkeling, sudah kayaking, bisa pula menunggang kuda melipir pantai. Apalagi pas cuaca cerah, apalagi sore hari menjelang sunset. Andre memang memilih lokasi yang fotogenik untuk peninapannya.

Soal Horse Riding ini, Andrej punya alasan sendiri.  “Saya dari Slovenia. Negara kami sangat identik dengan kuda. Semua orang yang paham soal kuda, tentu tahu kuda Lizzipan dari Slovenia yang terkenal. “

“Tapi bukan hanya karena saya dari Slovenia, lantas ada kuda disini. Orang Flores, khususnya Maumere pun sangat dekat dengan kuda, bahkan bagi mereka kuda adalah simbol harga diri pria Sikka. Kalau mau menikah, harus bawa kuda. Itulah kenapa kuda gampang ditemui di Maumere. Nah, itu juga yang menimbulkan kesan ‘similar/kemiripan’ antara negara Slovenia dan kabupaen Sikka,” jelas Andrej lagi.

Saya suka pengusaha yang memahami kehidupan lokal, yang akulturatif, yang punya mata laiknya mata fotografer. Dengan begitu dia bisa mensinergikan apa yang dimiliki oleh daerah setempat dengan ide-ide dari otaknya. Agak aneh kalau Andrej memelihara Unta di Maumere, bukan?  

Hammock is waiting for you

So, jika ke Flores, jangan lupa ke Maumere. Dan kalau sudah di Maumere, nginaplah di Coconut Garden Beach Resort. Seperti kata Andrej, “tiap orang yang datang, langsung merasa bahagia berada di tempat ini.”

Don’t twink twice, think to book:
Price & detail infos “Coconut Garden Beach Resort Maumere”
Contact: +62 82 144 260 185 or +62 85 338 167 866
Website


Mejeng ahh...:) :) kamarnya belum dibenarin..

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Ratenya berapa bang? Tertarik buat berkunjung ke Maumere. Baru sampai Koka Beach aja soalnya. Thanks infonya :)

valentino luis mengatakan...

Dear @longlasting, Ratenya 1,2 juta/night. Lebih detail kontak nomor di blog

Solar Sel mengatakan...

Mantab. Luar biasa kerennya..

Unknown mengatakan...

Great to see that someone still understand how to create an awesome blog.
The blog is genuinely impressive in all aspects.
Good blog.
dewa poker

Dari Netizen mengatakan...

Pantai Minajaya

DARINETIZEN mengatakan...

Pantai Mahitam

Jalan-Jalan ke Nagekeo (Part 1)

Hawa Legawa  Kawa   MERESAPI KEBERSAHAJAAN HIDUP  SEBUAH KAMPUNG TRADISIONAL  DI PUNDAK GUNUNG AMEGELU, NAGEKEO-FLORES P ...