Kunjunganku ke tempat ini sebetulnya sebuah ide yang muncul belakangan ketika hendak meninggalkan kota Paris. Informasi mengenai kastil elok ini saya temukan taktala menyusuri taman dekat menara Eiffel.
Berhubung waktu liburkuku masih lumayan tersisa, apa ruginya meneguk keindahan rumah para bangsawan itu.
Kalau nyatanya tak sampai satu jam dari jantung kota Paris, why not?
Sekejap saya terbayang sekuel film James Bond tahun 1987 (jauh banget….). Serial dari buku karya Ian Fleming itu pernah mengambil setting di kastil Chantilly, judulnya "A View to a Kill" atau versi bahasa Perancisnya Dangereusement Vôtre diperankan Roger Moore.
Sinema-sinema lain pun turut memakai kastil ini sebagai background, beberapa diantaranya adalah Jefferson in Paris (1994), Ridicules (1995) dan Marie – Antoinette yang dimainkan oleh Kirsten Dunst (2006).
Setelah keluar dari Paris, saya berada di jalanan sepi Chantilly. Sudah jamak di Eropa, sebuah kastil atau istana yang elok senantiasa dibangun tersembunyi di kepungan rimbah, atau di atas bukit. Demikian halnya Chateau de Cahntilly ini, ia disembunyikan berhektar-hektar hutan pepohonan hijau.
Jika kita muncul dari barat, pelan-pelan seperti menguak tabir, rasa penasaran akan naik. Dan…lihatlah! Alangkah eloknya pemandangan di depan mata…
Chateau di Chantilly begitu anggunnya menanti. Lokasinya ditata begitu teratur dan rupawan, menandakan ia dibangun dengan cita rasa seni tinggi. Padang rumput hijau membentang selayaknya lapangan golf. Jalan kecil yang dibuat berbelok, dipagari jajaran tiang besi beton setinggi setengah meter yang satu sama lainnya dikaitkan dengan rantai. Lalu kilatan cahaya matahari terpantul dari danau yang memberi batas sebuah dunia dongeng mini.
Belum menyentuhnya pun, saya sudah dialiri romantisme fairytale. Maka berlama- lamalah saya tertegun di depannya, memikirkan kalimat yang diucapkan sastrawati Perancis, Madame de la Fayette: “De tous les lieux que le soleil éclaire, il n’y en a point de pareil à Celui-là ..” Segala tempat yang ada dibawah matahari, tak ada yang sebanding dengan Chantilly.
foto. Bagian timur dan barat kastil
Untuk bisa lebih dalam mengenal kastil ini, saya membeli ticket masuk senilai 9 Euro. Sebuah patung raja dengan kuda tungangannya berwarna hijau kebiruan ditanam di depan, sepasang patung anjing pemburuh diletakan di kiri-kanan pintu. Anjing adalah binatang paling diperhatikan para pria bangsawan karena binatang ini menjadi teman terbaik saat berburu. Tak heran jika patung lazim didapati di berbagai kastil. Kadang juga sering raja dilukis bersama anjing kesayangannya.
foto. Ticket masuk & Horse Museum (sebelah kanan kastil)
Sejarah keberadaan bangunan ini berhulu pada beberapa keluarga bangsawan, mulai dari keluarga Montmorency, Orgemont, Bourbon-Conde dan Orleans pada kitaran abad ke-14. Kini Chateau de Chantilly berada dalam wewenang Institut de France, dijadikan museum, setelah diserahkan oleh pemilik terakhir, Duc d’ Aumale. Saya tidak begitu tertarik dengan sejarah seluk beluk kepemilikan bangunan ini, yang menarik adalah kenyataan bahwa kastil ini adalah salah satu museum terlengkap yang mengkoleksi lukisan-lukisan bersejarah di seantero Perancis. Hal ini membuat posisi Chantilly berada satu tingkat di bawah museum Louvre.
Tercatat sekitar 1000 lukisan, 2500 gambar, serta 2500 grafis/sketsa yang dipajang di hampir tiap ruangan dalam bangunan magnificiant ini. Saya terus berdecak kagum. Bayangkan di setipa kamar dari bawah dinding sampai ke atasnya dipasang lukisan. Beberapa koridor menampilkan kolksi perangkat perjamuan makan para bangsawan, koleksi keramik dari Jepang buatan jaman Edo (1600-1800) -konon orang Jepang sudah sampai ke utara Perancis pada masa itu dengan kapal layar yang memakan waktu berbulan-bulan.
foto: Salah satu ruang penuh lukisan
Dan yang buat speechles yakni kamar perpustakaan mewah dengan berjejal buku dan manuskrip. Kira-kira 30.000 buku dan 1500 manuskrip ada disitu. Laksana sebuah surga bagi yang gemar membaca. Tampak jauh dari kesan pengap,romol atau tua dikarenakan penataan yang menciptkan ruang terasa lapang serta buku-bukunya diatur sangat apik.
Chateau di Chantilly juga punya kapela (gereja kecil) yang berhiaskan patung-patung malaikat dari granit hitam. Satu lagi yang memukau adalah tangga emas. Alamak, saya bolak-balik naik turun di tangga selebar hampir 2 meter ini dan membayangkan diri sebagai salah satu pangeran berdarah biru.. hehehe……
Mungkin karena ini pula, sehingga beberapa selebriti relah merogoh kocek milyaran demi merayakan pestanya disini. Sebut saja pesebak bola asal Brasil,Ronaldo, sempat membooking Chantilly untuk bersenang-senang dengan kekasihnya. Lalu bintang jelita dari serial Desperate Housewive, Eva Longoria, memilih Chateau de Chantilly sebagai tempat resepsi perkawinannya dengan pebasket Tony Parker.
Kecuali hari Selasa, tiap hari tempat ini terbuka untuk dikunjungi umum. Chateau di chantilly juga punya taman yang super luas. Saking luasnya sampai-sampai saya berpikir barangkali butuh waktu beberapa hari agar bisa menikmati dengan leluasa. Atmosphere udara disini amat tenang dan relax. Aroma kesegaran alaminya benar-benar terasa. Banyak kolam yang memantulkan birunya langit serta taman-taman yang dibuat dengan tema sendiri-sendiri: English Garden, French Garden, Anglo-Chinese Garden, Garden of Voliere, Temple of Venus, Petit Parc dan lainnya. Yang paling ujung dari taman ini yakni Kangaroo Park, taman berisi kangguru yang didatangkan dari Australia. Karena dikelilingi rimbunan hutan, kerap kita jumpai hewan liar seperti kawanan rusa, kelinci, tupai,dll. Karena panjangnya lahan, egitu sampai di tempat ini, betisku pegal bukan main. Ah….,mungkin saya keliru. Semestinya jika tak ingin pegal, saya toh bisa ikut kereta mini yang mengantar pengunjung untuk menjelajahi area ini tanpa dibuat pegal. Hiks...Gobloknya diriku!!!
Padahal, betapa enaknya keliling lokasi ini sambil menikmati Whipped Cream. Jangan salah, Chantilly disebut-sebut sebagai tempat asalya fresh cream. Bahkan dalam kosa kata Perancis, nama Chantilly sendiri diartikan sebagai Fresh Cream. Mmm…lecker!!
Salam travelling!