Jalan - Jalan Ke Praha (Czech Republic)



Praha 
Kota Fairytale Yang Sesungguhnya
















Sapphire light mingles with deep red violet
Rolled out behind the spiky black twin towers
Like a futuristic vision.
My neck aches from bending backwards
My soul leaps forward to embrace them.
Evening comes to Prague

Like a dark,
warm wool blanket

That wraps a weary traveler's body
At the end of a long journey.


Perhatikan sepatu anda. Jangan-jangan pelindung kaki anda itu bermerek Bata.Lihat botol kaca minuman anda. Jika tidak salah, bir yang anda minum adalah bir bertitel Pilsener.
Kalo boleh tanya, kristal apa yang paling tersohor? Kemungkinan besar jawabannya adalah Kristal Bohemia.
Dan, apakah Anda penggila sepak bola? Kalau begitu, sudah tentu Anda tahu siapa Pavel Nevded, atau Peter Czech.

Ya, anda mungkin tak asing lagi dengan nama-nama yang bercetak miring di atas. Tapi tahukah Anda dari negara mana mereka berasal?

Jawabannya: Czech.

Atau pabila anda anda masih merasa baru dengan nama itu, bagaimana dengan Ceko?
Yup, Czech Republik atau Republik Ceko adalah satu dari dua negara pecahan Cekoslovakia, yakni Ceko/Czech dan berikutnya Slovakia.


Praha yang adalah ibukota Czech, dulunya ia juga jadi ibu kota Cekoslovakia. Kota ini pun punya banyak nama seturut lidah siapa yang mengucapkannya. Ada yang bilang Praha, ada pula yang sebut Prag, yang lain memanggilnya Prague, tapi ada juga bilang Praga.

Kota bermoto Praga Caput Rei publicae ini, seperti halnya ibu kota negara-negara di benua lainnya, ia telah melewati beberapa jaman dan revolusi. 

Apa yang ada pada dirinya sekarang adalah akumulasi dari serangkaian pahit-manis sejarah negaranya. Mulai dari 200 tahun sebelum Masehi ketika kota ini sudah jadi incaran beberapa ras besar masa itu seperti Celts-Arya Jerman-Slavs-Avars Eurasia, Kepemimpinan kaum Bohemia (Charles-Wenceslas), Perang 30 tahun, PD I - Berdirinya Rep Cekoslovakia, PD II-Nazi, Perang Dingin-Revolusi Velvet, hingga wajah Praha abad 21 ini.

***
Siapa menduga saya akan menginjakkan kaki ke Praha? Kota yang tak pernah terlintas di benak. Bahkan sebelumnya tak pernah pula terdengar namanya. Nasib memang tak disangka membawa kemana kita melangkah. Harus kuakui, di antara ibu kota negara-negara yang pernah saya kunjungi, barangkali Praha-lah yang paling menarikku untuk mendatanginya lagi dan lagi. Lupakan Roma, kendati saya pernah melempar koin pengharapan di kolam Fontana di Trevi. Singkirkan Paris, walau kerlap-kerlip lampu Eiffelnya membuatku relah ketinggalan kereta. Tepiskanlah Amsterdam, betapun kilau air dari kanal-kanalnya memberi ilham untukku menciptakan selaksa puisi. Inilah Praha, kesahajaannya, siapa pun akan melekatkan hatinya disini.

Berikut adalah kisahku, jalan-jalan ke Praha….ayo,Bos…































Seperti yang kutulis di atas, Praha itu asing buatku. Nama kota Praha baru terngiang-ngiang (ciehh….) di telingaku ketika satu dari temanku ( sesama orang Maumere, sebut donk, penting tuh.. ) menyambangiku di Bali. Dia bilang: “ Kamu harus coba ke Praha, kota itu sangat bagus…” Temanku itu punya kerabat, seorang pastor yang pernah singgah di Praha, dari cerita pastor itulah temanku jadinya bersemangat memberiku rekomendasi, hehehe...though he couldn’t gave me any kind of illustrations about this city at all...,


“ Pokoknya kota ini bagus. Nanti kamu check sajalah di internet,” demikian katanya lagi. Maka saya pun berminat untuk mengechecknya suatu saat. Memang saya menemukan banyak gambar bagus tapi karena bagiku kota ini tidak begitu popular, maka saya pun adem-ayem saja. Bahkan melupakannya dan berpikir untuk ke kota lain saja. Ke London, misalnya..hehe…

Dan memang ketika balik ke Hanover, saya dan familyku berencana ke London, sialnya dari fernsehapparat tersiar kabar bahwa minggu-minggu ini kota London dihantam badai angin topan.

Lalu, sontak terpikirlah saya akan kota Praha. Untuk perjalanan kali ini saya ingin memakai bus wisata saja (istilah lainnya Jalan Darat, gitu..) langsung dari Hannover ke Praha dan dalam perjalanan yang cukup jauh dan akan membelah malam itu, penumpang bakalan sekali menginap di Dresden, kota di Jerman yang berbatasan dengan Czech (dulunya Cekoslovakia). 


Wes, maka jadilah petang dan pagi hari, bus pun tereservasi. Namun….saat mendekati hari H, saya dapat e-mail dari travel bus itu, katanya penumpang dari Hannover hanya diriku seorang, so bus tidak akan datang ke Hannover, saya pun disuruh ke Leipzig. Ha?? Gila apa?!! Saya sudah bayar, masa, saya ke Leipzig lagi pakai biaya transport sendiri?? Berapa ratus kilometer? Überhaupt Nicht. Nein Nein Nein, Vielen dank. Keluargaku pun lebih memilih agar uang dikembalikan. Saya batal pakai bus dari travel itu.


Terus??? Apakah kota Praha tak jadi saya kunjungi? (...Mmmmm…kalo tak jadi ke Praha, mana mungkin artikel ini nongol?).



Bertemu Polisi yang Baik Hati
























Keputusannya saya tetap jadi jalan-jalan ke Praha. Dan pakai mobil.

Begitu keluar dari Dresden, nuansa Eropa Timur mulai terasa, walau negara Chezh sendiri mati-matian menyebut diri mereka Eropa Tengah. Apa bedanya? Toh situasi alam, infrastruktur, bangunan amat mirip dengan gambaran negara- negara Eropa Timur. 


Kami pun mendekati kota Praha. Sekarang mata mulai mencari-cari petunjuk ke mana arah menuju hotel yang saya booking via internet. Dari keterangan yang ditulis di internet kami harus mencari daerah bernama Vasatkova. Sudah keliling semua bahkan masuk ke pusat kota, sama sekali tidak ketemu petunjuknya. Teringatlah saya akan sebuah pepatah: malu bertanya sesat di jalan. 

Jadi akhirnya saya pun beberapa kali menghentikan mobil dan menanyakan alamat hotel. Anehnya, orang-orang malah menyebut satu nama baru. Bukan Vasatkova tapi Cerny Most. Hotel itu adanya di wilayah Cerny Most. Kami pun ikut. Ujung-ujung bingung. Buntu. Wah, bagaimana ini?. Mana lagi tidak ada plang dari hotel itu, dan rasanya saya sudah tidak kenal lagi posisi kami berada pada arah yang mana dari pusat kota. Di saat bingungnya, saya melihat sebuah adegan (film kaleee….) di perempatan jalan, dimana seorang tua dituntun menyeberang jalan oleh dua polisi yang rela turun dari mobil patrolinya. Otakku langsung berpikir positif. Jika kelakuan polisi sebegini baiknya, barangkali kami bisa ditolong. Dengan harapan itu kami mendatangi polisi tadi. 

Dan, benar saja. Mereka bukan sekedar menunjukkan tempatnya, tapi dengan rela hati akan menuntun kami hingga ke hotel. Saya senang bukan kepalang. Jelas…Polisi-polisi yang baik. Seandainya di semua tempat sikap aparatur negara seperti ini. bayangkan, indahnya hidup. Akhirnya kami pun digiring seolah tamu terhormat. Nyatanya Vasatkova itu nama jalan bukan nama wilayah. Sampai di halaman samping hotel Bridge (http://www.praguehotelsonline.eu/de/Hotel-Bridge.html), mereka pun pamit.

Terima kasih, Pak Polisi….


Romantisme Kota Dongeng Ada Disini
Hari telah berangsur gelap, kamar saya tidur berada di lantai 10 dengan jendela lebar dan view yang terasa nyata dari ketinggian. Cerny Most adalah bagian kota yang menjadi pusat hunian masyarakat. Disini banyak sekali apartment-apartment.

Mengetahui kenyataan bahwa posisi hotel ternyata cuma dua ratus meter dari stasiun kereta, dan bahwa dari hotel ke kota hanya memakan waktu 15 menit pakai kereta, saya pun antusias. Tidak pakai istilah capek, cukup melepas lelah beberapa menit kami cabut ke pusat kota.

Lebih senang lagi ternyata harga ticket keretanya murah. Bukan hanya ticket, harga hotel kami pun terbilang murah untuk penginapan di dekat jantung kota. Nilai mata uang Czech, Krone, ternyata dibawah Euro. Baguslah, tapi sayang, satu-dua tahun ke depan Czech akan mengganti Krone dengan Euro, negara ini memang sudah bergabung dalam Uni Eropa sejak tahun 2004, hanya saja selama ini mereka masih memakai mata uang mereka.

Masuk ke kota dan menyaksikan keindahan tata kota dan bangunan-bangunan tuanya, terutama saya cukup terpesona dengan tower-tower tua yang ada di jalan-jalan kota. Dimana kendaraan melewati lubang antara kakinya. Pantaslah kota ini dijuluki "City of 100 towers". Kota ini juga dikenal dengan sebutan “The Heart of Europe” karena pada masa jayanya kota ini mengundang minat banyak bangsa di Eropa, bahkan Praha pada awal abad 20 menjadi kota yang paling pesat pembangunan ekonominya. Ada lagi julukan lain, yakni “Kota Emas,” itu pun tak lepas dari kejayaannya. Jual beli barang berharga amat marak di era pertengahan. 

Hingga kini pemandangan sebagai kota emas itu masih bisa kita temui karena Praha menjadi kota yang paling banyak memiliki toko perhiasan, keramik, porselen. Dimana-mana di pusat kota etalase-etalase toko bertaburan emas-intan-berlian. Sejarahnya memang luar biasa, di kawasan bukit Hradcany /Hradschin, di belakang cathedral Vitus dalam naungan Prazsky Hrad ( Benteng ), terdapat gang kecil yang disebut Golden Line atau jalan emas karena dulu disini bermukim para pedagang dan pengarajin emas.

Praha adalah salah satu kota tua di Eropa yang sebagian bangunannya masih asli dari abad ke-14, bahkan ada juga yang sudah berumur lebih dari 700 tahun. Negara ini bisa disebut beruntung karena sebagian besar bangunan bersejarahnya tidak rusak saat pecah Perang Dunia II sehingga tempat ini menjadi salah satu pusat kebudayaan arsitektur Eropa yang tidak ada bandingannya.

Perkembangan zaman dan modernisasi juga tak lantas membuat bangunan kuno di Praha dihancurkan untuk diganti dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjadi ciri khas kota metropolitan dunia. Bahkan pusat kotanya yang berupa bangunan bersejarah dari abad pertengahan dilindungi oleh UNESCO.

Salah satu bagian kotanya adalah Staré Mesto (kota tua) yang pusatnya berupa alun-alun kota atau lebih dikenal di sini sebagai Staromestké námestí. Di sekitar alun-alun ini terdapat beberapa bangunan klasik yang unik. Saya suka tempat ini, apalagi ketika ada perayaan-perayaan besar atau keagamaan (mayoritas Katolik), warga berkumpul untuk menyaksikan beragam hiburan, menikamati berbagai jajanan. Mmmm…ngomong-ngomong masalah jajanan disini, saya punya pengalaman jelek yakni ditipu orang. Ceritanya, saya tergoda sama daging sapi panggang yang dijual disini. Setelah pesanan saya jadi, eh..tiba-tiba harganya jadi lain, padahal terang-terang saya baca kalau harganya tidak 2 kali lipat. Syukur, dagingnya enak, walaupun dongkol karena ditipu saya cuma mengumpat dalam hati. Mudah-mudahan suatu saat dia dibalas 10 kali lipat! Sialan!

Di antaranya jam kota (Orloj na Staromestkém námestí) yang sudah berumur lebih dari 600 tahun dan masih berfungsi sampai sekarang. Anda boleh menghabiskan waktu kemana pun di kota, tapi jangan bingung ketika jam 6 sore orang-orang berbondong ke alun-alun tepatnya ke depan sebuah jam dinding klasik bernama jam astronomi. 

Pada jam 6 sore, jam kebanggaan warga Praha yang dibangun bergaya Gothic ini memiliki patung 12 Rasul Kristus yang bergerak berputar bergantian. Lucunya, kejadian ini berlangsung amat singkat, cuma 7 menit. 

Di sekitar sini menjadi tempat tongkrongan yang asyik. Alun-alun kota. Ada beberapa gereja serta sinagoga spanyol. Sebut saja, Týnský Chrám, yang memiliki menara kembar dan terlihat begitu indah di malam hari, serta pintu masuk kota yang masih terawat seperti Prašná Brána.

Praha kota romantis, selevel Paris. Keindahannya mengundang Anda untuk melabuhkan diri kesini. Mungkin bersama pasangan tercinta, Anda bisa merayakan serta menemukan kesempurnaan cinta disini. Seperti kebanyakan kota-kota utama di daratan Eropa, sungai dan bangunan bersejarah warisan masa lalu merupakan pilar utama yang membingkai pesona sebuah kota. 

Maka jika Paris punya sungai Seine, Roma dialiri Tiber, London ada Thames serta Budapest ditembus Danube, maka Praha dilalui Vltava. Apalagi bila menemukan jembatan seindah Charles Bridge yang berhiaskan puluhan patung-patung. Anda akan berlama-lama disini, dan kendati Anda sudah menginjakkan kaki untuk kesekian kali di tempat yang sama, Anda akan ingin lagi. 

Suasana Jembatan Charles, yang khusus untuk pejalan kaki sepanjang 514 meter dengan lebar tujuh meter yang dibangun paruh kedua abad 14, sangatlah hidup. Para penjual cenderamata, seperti gantungan kunci dan lukisan dan drawing berjajar di sepanjang sisi kiri dan kanan jembatan. Mereka akan berdiri dengan tenang, tidak akan merecoki kita dengan rayuan atau paksaan yang bikin mangkel. Kerap kali grup musik pengamen bermain disini, sekelompok laki-laki dengan alat-alat musiknya akan menghibur serta memperdalam haru - biru disini dengan musik instrument khas Czech.


Sudah puas di Charles Bridge, naiklah ke bukit, ke kawasan Hradcany /Hradschin.
Eit…Anda akan menemukan kenapa kota ini saya sebut dengan kota negeri dongeng.
Jalan-jalan kecil mendakinya yang beralaskan bebatuan kuno, kesenyapan yang terkunci pada lorong-lorongnya, lampu-lampu pada dinding bangunan yang sinarnya berpendar remang, itulah yang akan menuntun kita pada baying-bayang negeri dongeng.

Bangunan utama bersejarah lain yang menjadi ciri khas kota Praha adalah Pražský Hrad (Istana Praha) yang saat itu merupakan kompleks pusat pemerintahan kerajaan terbesar di Eropa. Bangunan yang terletak di atas sebuah bukit ini sekarang digunakan sebagai istana kepresidenan. Di dalam lingkungan istana negara ini kita temui gereja tua yang berdiri dengan megah. Bangunan yang dinamakan Chrám Svatého Víta (Katedral Santo Vitus) ini dibangun pada abad ke-10 dan baru selesai sekitar 600 tahun kemudian. Kawasan dalam lingkungan istana ini penuh dengan berbagai bangunan bersejarah yang menarik untuk ditilik. Di tempat ini pula menjadi tempat yang paling tepat untuk melihat kota Praha dari atas. Luar biasa indahnya..

























Hampir semua bangunan utama atau bangunan penting di kota Praha merupakan bangunan tua bersejarah yang cantik dan masih terawat dengan baik. Termasuk juga gedung pusat kesenian dan museum pusatnya juga tidak kalah menarik. Národní Divadlo (Teater Nasional), Stavovské Divadlo (Teater Profesional), ataupun Národní Muzeum (Museum Nasional) juga merupakan bangunan dengan arsitektur klasik.

Kesenian khas Eropa seperti teater, opera, balet disajikan secara rutin. Begitu juga pertunjukan teater boneka yang menampilkan dongeng klasik Eropa seperti Pinokio, Cinderella, Romeo dan Juliet, Danau Angsa, dan sebagainya. Jadi, rasanya sayang sekali jika datang ke Praha tanpa menyempatkan waktu menyaksikan pementasan aneka kesenian khas Eropa di kota yang merupakan salah satu pusat kebudayaan Eropa.

Saya, dalam keterbatasanku, tak sanggup menjelaskan satu persatu. Jika seandainya kujelaskan, mungkin ini akan menjadi travel report terpanjang saya hehehe….


(18.Juni.2008)




7 komentar:

Anonim mengatakan...

oh..praha ternyata bagus jugaa..cantik banget!

tapi ak denger2nya di praha banyak copetnya..bener ga sih? hehehe


salam kenal.. baru pertama kali dateng di blog ini ^^

valentino luis mengatakan...

copet mah di seluruh kota di dunia ada,Neng...hehehe...
Di Eifell juga banyak,di roma juga..
Tergantung kitanya juga,kalo penampilan ngga buat pencopet ngiler ya..selamatlah.
Saya mah blum pernah ngalami.

Onsgold38 mengatakan...

saya bukan hanya ter-kagum2 akan kota Praha tapi dengan tulisannya yg mengagumkan se-akan2 hari ini juga saya berangkat ke Praha. Makaseh bung Valentino, saya punya rencana akan mengunjungi kota ini.

ratih w.r mengatakan...

Praha terdengar sangat cantik di tulisan ini, dan memang masuk daftar 'must visit place before I die' hehe..

untuk souvenir khas yang kecil-kecil gitu, apa ya yang terkenal di Praha?
key chain dgn bentuk apa, atau terbuat dari apa gitu..

salam kenal :)

valentino luis mengatakan...

saya cuma beli satu gelas minuman bergambar jembatan kota praha (biar pas minum, ingat sama tuh kota..:)

kalo key chain mah beragam, bayak toko2 cenderamata di sekitar jam astronomi.
Tapi kalo budget belanda gede, skalian beli perhiasan aja, kan Praha terkenal tuh sebagai kota emas.

slamat traveling!

Ruang Buku mengatakan...

Terimakasih sudah buat ulasan tentang praha, kota yang sangat indah...sukaaa banget sam yang berbau eropa klasik, btw do rep. czeh pake bahasa apakah?....

Unknown mengatakan...

Thanks atas informasinya kawan, sangat menarik saya berencana akan mengunjungi prague pada christmas nanti dan saya mau bertanya apakah saya memerlukan visa buat berkunjung ke negara tst atau cukup dengan VOA, thanks :)

Jalan-Jalan ke Nagekeo (Part 1)

Hawa Legawa  Kawa   MERESAPI KEBERSAHAJAAN HIDUP  SEBUAH KAMPUNG TRADISIONAL  DI PUNDAK GUNUNG AMEGELU, NAGEKEO-FLORES P ...